Rabu, 20 April 2011

Dia Dia Dia part 3 (SMA o Journey of Love)

     Tita hanya bisa menidur-nidurkan diri di bangku. Teman-temannya sebagian besar sudah pergi ke kantin, sedangkan dia sangat malas beranjak dari bangkunya, lagipula jarak antara kantin dan kelasnya jauh, mana kelasnya di lantai atas lagi. hmm.. Sambil tidur-tiduran, Tita mulai menorehkan ribuan tanda tangannya di kertas-kertas cakaran. Masih memusatkan konsentrasinya pada gerakan pulpennya itu, tiba-tiba seseorang menghampirinya.

     "ckckckck, kenapa kayak pengangguran-pengangguran madesu? Habiskan tinta pulpen lagi! boros!!," komentar salah seorang teman baruku, Danang, anak 1 C.

     "lah pulpen pulpenku, belinya juga pake uangku, kok repot!. Ada apa datang datang?"
     "sadis! cuma mau kasih tau kalo nanti kita latihan".

     "oo"

     Danang masih terdiam di depan Tita dengan tampangnya yang tak terima. Astaga, tampangnya bener-bener bego. Hehehe

     "kenapa masih di sini?,"

     "ni anak betul-betul.. ckckck"

     "emang betul! udah balik dah sana!" sahut Tita dengan nada mengusir.

     Danang pun segera beranjak dengan tampangnya yang kesal dan seolah-olah menjadi pelampiasan badmood Tita.. :)

******************************************************************************

     Tita bersama beberapa anak kelas 1 lainnya yaitu Danang, Lia, Rico, Era, Raya, dan Saka  mewakili sekolahnya akan mengikuti sebuah lomba karya ilmiah kelompok di Mataram, ibukota provinsi NTB. Mereka sedang merancang alat bungkusan yang ramah lingkungan, berasal dari daun tumbuhan, dan dapat dijadikan sebagai pengganti bungkus plastik. Jadi, dengan bahan dari tumbuhan ini, bungkusan dapat di daur ulang dan diterima oleh alam. Pastinya, mereka akan menyatukan kemampuan alami dan ilmiah *kayak iklan p****dent hehehe..

     Kebersamaan yang mereka alami selama mengikuti lomba ini memunculkan hubungan batin bahkan menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka. Rico dan Raya adalah buktinya, mereka cinlok dan jadian beberapa hari yang lalu. Sedangkan Tita, dia ngerasa seperti punya sahabat-sahabat sejati yang bahkan dia anggap saudara sendiri. Tapi nggak bisa dipungkiri, ternyata ada perasaan berbeda yang dirasakan Tita ketika berhadapan dengan Danang. Sayangnya, Danang adalah mantan pacar Lia, temen bangku Tita sekarang yang juga ikut lomba karya ilmiah ini. Yah, meskipun Lia sudah punya pacar baru, tapi tetap saja ada perasaan yang melarang Tita untuk melanjutkan perasaannya. Dan faktanya lagi, Danang bukanlah cowok biasa, dia cakep, pandai bergaul dan bahkan dia bersahabat dengan orang-orang terkenal di sekolah. Mantan-mantan pacar Danang pun selalu tergolong orang-orang yang cantik, berbakat, atau terkenal. Sangat berkebalikan dengan Tita yang justru menghindar bahkan menjauh dari ketenaran karena memang ia nggak PD dan dia nggak nyaman berada di antara orang-orang terkenal yang rata-rata sifatnya sangat bertolak belakang dengan sifat Tita.

     Oh ya, di sisi lain ada seorang kakak kelas cowok yang rasanya selalu merhatiin Tita. Karena setiap Tita lihat cowok itu, pasti jadinya saling lihat dan cowok itu cepet-cepet mindahin pandangannya, kayak salting gitu deh. Tapi, sekalipun hampir setiap hari Tita saling tatap-tatapan sama kakak itu, tetep aja ga ada perasaan yang kayak Tita rasain kalo berhadapan sama Danang.

******************************************************************************

     Perlombaan tinggal menghitung hari, Tita dan teman-teman lainnya mulai memantapkan bagian mereka masing-masing semaksimal mungkin. Tapi, memang dasarnya cewek-cewek kalo sudah ngumpul pasti bergosip, yah di sela-sela persiapan ini pun, mereka tetap up date gosip.

     “deeh, heboh gosip ya.. menteba kemana-mana lagi suaranya,” sela Tita di tengah keasyikkan teman-temannya.

     “iyalah..,” sahut Era

     “emang apa yang kalian bicarakan? heboh betul,”

     “itu tentang Danang. Katanya dia lagi pedekate sama Dian, anak IPA D itu ne. Yang anak photografi, tau?”

     “ndak tau aku, yang mana itu. Kapan-kapan kalo ketemu kasih lihat aku ya.. berarti Danang jadi brondong ya.. Hmm,, aneh aneh aja,” perasaan ilfeel mulai menyerangku

     “apanya yang aneh? Banyak tau cowok kelas 1 yang pacaran sama anak kelas 2 atau kelas 3. Sekarang yang aneh-aneh itu sih yang mereka suka”

     Pikiran Tita masih melayang pada hubungan Danang yang dibicarakan teman-temannya. Perasaan ilfeel pun semakin dalam ia rasakan. Aneh baginya, kalo seorang cowok berpacaran dengan seorang cewek yang usianya lebih tua. Tita mulai mengubah perasaannya kepada Danang.

******************************************************************************

Menjelang perlombaan, cowok yang sering mandangin Tita tuh mulai dekatin Tita, malah dia jadi sering smsan sama Tita. Namanya Uta. Kak Uta itu dulunya anak SMP 2, jadi wajar aja kalo Tita nggak kenal sama sekali sama dia, kan Tita dulu sekolahnya di SMP 1. Dan sekarang Kak Uta itu anak kelas 2 IPS A, yang kelasnya tepat dibawah kelas Tita, 1 A.

     Ceritanya waktu itu Kak Uta yang anak Sinergi (majalah sekolah) lagi nyari informasi sekalian dokumentasi tentang kegiatan pelantikan anak SKASCO (klub bahasa inggris). Kebetulan ketua dan wakil ketua SKASCO lagi sibuk dan nggak datang, jadi Tita sebagai sekretaris SKASCO lah yang ambil alih. Di situlah Tita jadi tau nama cowok yang sering pandangin dia tuh, terus dengan alasan takut ada masalah dengan dokumentasinya, Kak Uta minta nope. Ckckck padahal Tita yakin pasti tujuannya bukan itu (GeeR). ; )

     Dugaan Tita terbukti, soalnya sampai sekarang Kak Uta masih sering sms Tita, isinya pun nggak ada hubungannya sama sekali dengan dokumentasi, mana artikelnya udah diterbitin lagi. Setiap smsan sama Kak Uta. Kak Uta itu pengertian banget, cakep sih, dan pastinya pintar. Tita suka senyum-senyum sendiri, ingat dulu waktu sering mergokin Kak Uta lagi lihat dia. Tapi, sampai sekarang Tita nggak pernah nanya kenapa Kak Uta dulu sering mandangin dia soalnya ntar takut dibilang keGRan. Hehehe.

******************************************************************************
     Tita sudah tiba di Mataram bareng temen-temen yang lain, tapi perasaan Tita nggak tenang, nggak enak. Yang dia rasain selama keberangkatan ini jauh  dari harapannya. Rico dan Raya sibuk pacaran, Saka dan Era sibuk ngobrol tentang rahasia mereka, Lia nelpon dan smsan terus sama pacar barunya, Danang juga smsan terus (mungkin sama anak IPA 4 itu), hmm sementara Tita, ada sms sih dari Kak Uta, tapi tetep aja yang dia harapin itu kebersamaan bareng 6 temannya ini.

     Mereka sampai di hotel sekitar jam 5 sore. Untuk melepas kelelahan sekaligus menyegarkan pikiran, mereka langsung bergegas mandi. Selepas mandi, yang beragama Islam langsung melaksanakan shalat Ashar. Dan setelahnya mereka beristirahat.

******************************************************************************
     Keesokkan harinya, Tita dan teman-temannya mengikuti perlombaan di gedung LPMP, di samping museum NTB. Tita mengalami sakit perut yang benar-benar dahsyat, hal biasa yang ia alami ketika gugup. Jantungnya pun berdebar kencang. Perlombaan berlangsung dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Sangat melelahkan, tapi alhamdulillah sekolah Tita berhasil meraih juara 3. Meskipun tidak mendapatkan juara pertama, juara ketiga pun sudah kebanggaan.
Yang lebih membanggakan karena juara pertama, kedua, dan ketiga akan diberikan jamuan bersama bapak gubernur di hari berikutnya. Katanya, karena juara-juara ini adalah generasi NTB yang kreatif dan insyaallah dapat membangun NTB menjadi lebih baik di masa depan. Amin.

******************************************************************************

Sebagai hiburan, Bu Mia, pembimbing Tita dkk mengajak mereka jalan-jalan malam harinya. Tapi, karena tidak ada yang tahu tempat rekreasi yang baik dikunjungi malam-malam, jadi mereka hanya ke mall. Yah.. tidak mengecewakan juga. Dengan uang hadiah lomba yang lumayan, mereka bisa belanja-belanja.

     Tita berbelanja bareng Saka, Era, dan Lia. Saat temen-temennya sedang sibuk memilih barang, Tita ngelihat sosok cowok yang sangat dikenalnya berdiri di sampingnya.

     “misi mbak, saya mau ambil barang yang di belakang mbak”

     “oh iya iya”, segera ku menyingkir. Nih Rio bukan yah??

     Cowok itu melihat Tita memperhatikannya. Tita ngerasa sangat bego dan segera dia palingkan pandangannya. Sepertinya cowok itu memperhatikan Tita selama 3 4 atau 5 detik. Kemudian cowok itu segera menuju kasir. Tita masih memperhatikan cowok itu, langkah cowok itu memelan dan kemudian dia berbalik menghampiri Tita. Tita memperhatikan sekelilingnya. Apa ada barang cowok itu yang ketinggalan ya?

     “kamu Tita? Anak SD 2?”

     “iyah, kamu Rio kan?” Tita setengah nggak percaya, seorang Rio mengingatnya.

     “ya..” Rio mengeluarkan senyum setengahnya yang ala Derby Romero dan mengangkat alisnya sepintas. Arkgh jurus maut.

     Jantung Tita berdegup kencang, rekaman-rekaman kisah masa lalu kembali tergambar di otaknya. Rio. Teman SD nya yang pernah dia taksir selama beberapa tahun itu kembali dan mengenalnya. Padahal waktu SD, Tita nggak dekat sama sekali dengan Rio. Karena Rio tergolong sosok yang terkenal di sekolah, ia selalu dekat dengan cewek-cewek cantik sedangkan Tita, sekalipun bukan pendiam dan kuper, tetep aja dia nggak punya rasa PD sedikit pun yang dapat membuatnya dekat dengan Rio. Tapi, Tita dan Rio pernah terlibat beberapa kegiatan bareng kayak kerja kelompok dan ekskul-ekskul. Dan jurus maut itu, itu yang pertama kali bikin Tita suka sama Rio. Rio itu Sadam, Sadamnya Sherina di Petualangan Sherina, yang senyumnya setengah. Cool.. Hihihi..

     “udah beda sekarang, udah pake jilbab”

     “iyah, baru-baru SMA ini pake jilbab. Kamu juga udah beda.”

     “beda apanya? Makin cakep?” hmm,, emang cakep.. :)

     “ihh narsis!!”

     “eh Ta, minta nomormu yah?” astaga, blak-blakan banget. Bener-bener nggak berubah nih anak. Ckckck

     “iyah, 081915xxxxxx”

     “aku duluan yah..”

     “seps..”

     Tita masih senyam-senyum sendiri. Kejutan yang sangat besar baginya. Perasaannya nggak karuan sama sekali. Teman-temannya pun curiga.

     “Ta, napa kamu senyam-senyum sendiri?. Pasti gara-gara cowok yang tadi ketemu di mall itu kan? Siapa tu?”, selidik Lia

     “Itu temen SD. Ndak aku senyam senyum, biasa aja kok.”

     “biasa apanya, kayak orang gila gitu. Btw, temen SD apa temen SD?”

     “temen nenekku itu!”

     “hehehe, yang serius ne?”

     “iiiiiiiiiiyah!!!!!”

     Lia segera menghampiri temen-temen yang lain dan pastinya bergosip tentang yang dialami Tita. Tiba-tiba Danang mendekati Tita.

     “siapa cowok yang dibicarakan mereka?” menunjuk ke arah Lia dan temen-temen yang lain.

     “temen SD”

     “oo”

     Tita merasakan sesuatu yang berbeda dengan Danang. Tita dan Danang sudah nggak seakrab dulu sejak mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Bahkan ngobrol berdua lagi pun sudah nggak senyaman dulu. Tita mencoba mencairkan suasana, tapi tetap saja perasaan nggak bisa dibohongi. Suasananya benar-benar kaku. Dering sms hp Danang berbunyi. Tita hanya terdiam memandangi hpnya. Dan dering sms hp Tita pun juga berbunyi.

     Hi cewek.. leh kenal gak?

     Pasti dari Rio. Lantas saja Tita membalasnya seolah-olah tak tahu bahwa itu Rio.

     Maaf layanan perkenalan sudah habis masanya.
     Yang akan kami berikan adalah layanan peledakkan.
     Silahkan buang hp anda karena sms ini bisa meledakkan hp anda.
     Terima kasih.

     Tita jadi senyam senyum sendiri, tapi ia merasakan tatapan Danang tajam mengarah kepadanya. Astaga ada apa ini? Tita nggak berani menolehkan pandangannya kepada Danang. Dia pura-pura sibuk dengan hpnya. Dan ia terus saja melanjutkan smsnya dengan nomor asing yang ternyata benar nomornya Rio. Seketika Danang kembali ke kamarnya tanpa berpamitan sepatah kata pun.

******************************************************************************

     Setelah kegiatan jamuan bersama bapak gubernur, Tita dan teman-teman kembali ke mall untuk bermain. Dan di sana Tita janjian dengan Rio. Sepanjang di mall, Tita mengajak Rio berbaur dengan teman-teman yang lain. Rio benar-benar memberikan something spesial buat Tita dan teman-teman. Meskipun di sisi lain, Tita sadar, di tengah kesibukannya smsan, Danang memberikan kesan yang sangat berbeda dari biasanya. Ada kekecewaan tergurat di matanya.
Tanpa memperpanjang waktu, keesokan paginya, Tita dan teman-teman yang lain langsung kembali ke Sumbawa.

******************************************************************************

     Sebulan kemudian

     Kak Uta semakin gencar mendekati Tita, bahkan ia sudah jujur tentang kelakuannya dulu yang sering mandangin Tita. Ia juga menceritakan kekagumannya pada Tita. Begitu pula dengan Danang, dia berubah, dia kembali seperti Danang yang Tita kenal dulu. Mereka semakin sering smsan. Sempat Tita mengingatkan Danang tentang tingkahnya ini, karena ia takut dipikir mendekati pacar orang.

     “Dan, awas marah pacarmu, kamu sms aku terus. Nanti dipikir aku ganggu hubungan orang lagi,” tanyaku hati-hati

     “pacar siapa? Ndak punya pacar aku”

     “dian IPA D itu to, katanya teman-teman kamu pacarnya dia”

     “astaga, itu teman aja sih, tapi memang dia genit, mungkin karena itu jadi mereka pikir aku pacaran sama dia, kalo pun dia sering sms itu karena ndak ada teman smsannya”.

     “mm..”

     Ternyata selama ini Tita salah sangka dengan Danang. Sampai ia ilfeel dengan Danang, padahal Danang nggak seburuk yang Tita pikir. Di sisi lain, Rio juga semakin dekat dengan Tita. Hampir setiap hari dia smsan dengan Tita. Rio selalu menunjukkan perasaan sukanya pada Tita.

     Dan tanpa diduga-duga, ketiga cowok itu menyatakan cintanya di waktu yang tak jauh berbeda. Siapakah yang harus Tita pilih? :(


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Words of Wisdom

Gravitasi tidak bertanggung-jawab atas orang yang jatuh cinta

Barangsiapa yang tidak pernah melakukan kesalahan, maka dia tidak pernah mencoba sesuatu yang baru

Jika A sama dengan kesuksesan, maka rumusnya adalah A=X+Y+Z. X adalah kerja, Y adalah bermain, Z adalah menjaga mulut agar tetap bungkam


By Albert Einstein
source: Words of Wisdom - Einstein