Kamis, 21 April 2011

Pesta Ponan tiba..!!!!

Keramaian Pesta Ponan
     Pesta Ponan adalah pesta rakyat Sumbawa. Pesta ini diadakan oleh tiga desa yaitu Desa Poto, Moyo Utara; Desa Lengas, Moyo Utara dan Desa Melili, Moyo Hilir, saat musim panen di sebuah bukit yang disebut Bukit Ponan. Bukit ponan terletak di tengah petak-petak sawah milik warga ketiga desa di atas yang juga menghubungkan desa-desa tsb. Perayaan pesta ponan berlangsung selama beberapa hari, beberapa hari adalah hiburan seperti band-band (tahun ini, band dari kakak" kelasku dkk yaitu Shy Boy juga tampil!! : )), sedangkan puncaknya yaitu penyerahan beberapa hasil panen diadakan pada hari terakhir. Intinya, Pesta Ponan diadakan dalam rangka mempererat tali silaturrahmi antar ketiga desa di atas. 

Bukit Ponan tampak dari kejauhan
     Awalnya, aku nggak tahu adanya pesta ini, bahkan mungkin sebagian besar remaja-remaja yang tinggal di Sumbawa (bagian kota) nggak tahu tentang pesta ini. Dan aku beruntung, karena salah satu temanku Elni adalah orang daerah sana (Lengas dan Melili). Dia lah yang ngajak aku dan teman-teman yang lain ke pesta ini.
     Pagi itu 6 Februari 2011, jam masih menunjukkan pukul 06.45, aku dan anggi (temanku tapi beda kelas) udah bersiap-siap menuju rumahnya Elni. Soalnya, katanya Elni, katanya nih 'nggak boleh telat, jam 7 kita kumpul!'. Lah, nyampe-nyampe di rumahnya Elni, yang ada cuma Elni n sepupunya, belum ada satu pun temen-temen yang datang. ckckckck. Sekitar jam 8 kurang dikit, barulah temen-temen yang lain datang, ternyata mereka ngumpul di rumahnya Vita. Mereka yang lain itu adalah Vita yang goncengan bareng Vita/ Rerez , terus ada Resti goncengan bareng Asri, Neng (Karimah) goncengan bareng Dilla. N sekalipun mereka ini udah nyampe, kita tetep masih harus nunggu karena ada satu personil lagi yang belum datang, yaitu Etha, itu pun belum jelas kedatangannya. Tanpa memperpanjang waktu lagi, kita putusin buat ninggalin Etha. Eh, belum keluar dari kampungnya Elni (@bukit permai), Etha datang, ya udah langsung aja kita menuju tekape.
     Sekitar jam 9 kurang 15 menit, kita sampai di desa Lengas. Jadi, dengan kecepatan 40 km/jam, kita dapat menempuh jarak 8 km (jarak Sumbawa-Lengas) dalam waktu  3/4 jam (45 menit). Di Lengas ini, kita titip motor, tepatnya di rumah bibinya Elni. Sebenarnya untuk menuju bukit ponan, kita bisa pake motor, tapi karena beberapa alasan waktu itu, jadinya kita jalan kaki lewat jalan setapak desa dan bangkat sawah yang jumlah panjangnya sekitar 1 km. Tak apalah, sambilan olahraga.
     Saat akan berangkat, sebuah mobil berhenti di depan kita, ternyata itu mobil rombongannya Ms. Sarah (guru bahasa inggris sekaligus native speaker dari Amerika yang sekarang lagi ngajar di sekolahku). hmm.. bule yang baru datang ke sumbawa aja bisa tau tentang keberadaan pesta ponan, kenapa kita yang orang Sumbawa asli malah nggak tahu apa-apa,, ckckckck..

(dari kiri: vita/rerez, anggi, Ms Sarah, etha, asri, elni, dilla)

     Sepanjang perjalanan, temen-temenku foto-foto terus. Tapi sempat berhenti sih, apalagi waktu lewati jembatan kecil. Jadi, sebelum ngelewatin bangkat, kita harus lewati jembatan kecil dari bambu. Etha agak lebay waktu itu (takut-takut gitu deh..), mm wajar juga sih soalnya orang-orang sekitar bilang kalo jembatannya rapuh. Faktanya tuh jembatan goyang, tapi alhamdulillah jembatan itu kuat n kita nggak jatuh. Eh, waktu lagi jalan di bangkat, Anggi kepeleset n sandalnya hilang sebelah. Syukur waktu itu dia bawa sandal cadangan. hehehe..
Orang melewati bangkat dengan bakul-bakul makanan
     Sesampainya di bukit Ponan, acara belum dimulai, tapi orang-orang sudah ramai berkumpul. N kita  ketemu beberapa kakak kelas n teman-teman sekolah. Btw, acara pesta ini dirangkaikan oleh Doa, Sambutan-sambutan (yang spesialnya ada sambutan dari Sultan Kaharuddin IV, nggak nyangka ternyata Sumbawa masih punya sultan), dan pastinya bagi-bagi hasil panen (aku dan temen-temen dapat 2 dulang makanan.. kita korupsi.. hehehe), terakhir acara penutup. Acara ini berakhir sekitar jam 12.

Sambutan Sultan Kaharuddin IV
nongkrong di pesta ponan..
Antraksi anak Lengas
     Setelah dari pesta ponan, kita kembali ke rumah bibinya Elni yang tadi. Waktu mau kembali, ada beberapa masalah. Pertama, kita bingung mau dibawa bagaimana makanan itu. Kalo dibawa jalan, takutnya tas plastiknya robek. Kebetulan ada pacarnya Elni, jadi rencananya pacarnya Elni itu yang bakalan bawa makanan itu dan pastinya dengan salah seorang dari kita. Nggak ada yang maulah pergi sama pacarnya Elni, masa kita boncengan sama pacarnya Elni. Elni lah satu-satunya yang bakalan goncengan sama pacarnya. Tapi Elni takut ketahuan ortunya (backstreet nih ceritanya). Jadi, diputuskan tetap Elni yang bakalan goncengan dengan pacarnya dan Elni bakalan turun di jembatan dekat rumah bibinya. hehehe. (di jembatan itu kita dapet hiburan antraksinya anak-anak Lengas yang mau mandi, mereka lompat dari jembatan ke kali tapi ada kayak saltonya gitu.. keren deh..) Ada satu lagi masalah, ternyata waktu mau pulang ni, 2 personil kita hilang yaitu Resti n Neng. Kita-kita pada ngeluh karena kepanasan sementara orang 2 itu dihubungi nggak diangkat-angkat, sampe akhirnya diangkat juga tuh telepon. Eh, tau-taunya mereka udah balik duluan. ckckck.

     Di rumah bibinya Elni, kita disuguhkan banyak makanan. Nggak lama kemudian, cuaca agak mendung, n salah seorang temannya Etha (teman SMP ku juga sih, tapi nggak akrab) ngajak Etha ke pantai Penyaring. Tapi sayang, dalam keadaan kayak gini gak mungkin kita ke sana, lagipula Elni udah janji dengan keluarganya yang di Melili kalo kita bakal berkunjung ke sana dan mereka akan nyediakan es kelapa untuk kita. Tak enak hati, kita pun berkunjung ke Melili. Baru saja tiba di Melili, musibah menderaku. Dan ternyata keluarganya Elni juga belum menyiapkan apa-apa tapi mereka ngajak kita ke kebunnya dan langsung minum air kelapa di sana. Yah,, karena musibah ini, aku harus pulang. Baiknya, Etha n Anggi nemenin aku pulang. :) Musibah belum berakhir, hujan deras menerpa kita. Katanya Etha lebih baik kita terobos aja hujan itu karena nunggu berhenti pun percuma. Kelihatannya hujannya emang akan lama berhenti. Aku, Etha, n Anggi pun menerobos hujan n kita tiba di rumah sekitar jam 2 dalam keadaan basah kuyup.Sedangkan temen-temen yang lain pulang sekitar jam 3. Dan makanan yang kita dapat dari pesta ponan itu ditampung di rumahnya Vita n Elni, kita nggak sempat ngambil makanan itu dan akhirnya semua makanan itu basi. ckckck..

     Oh ya, pesta ponan ini ada mitosnya juga. Setengah mitos sih mungkin. Jadi, dulu itu ada seorang yang mungkin dihormati dan dihargai di ketiga desa tsb, namanya Ponan. Suatu hari, bapak ini akan naik haji dan diadakanlah pesta layaknya pesta ponan ini. Bapak H. Ponan tersebut telah berpulang. Tapi, tradisi ponan ini tetap harus diadakan setiap musim panen karena pernah beberapa kali tradisi ponan ini tidak diadakan, dan akibatnya warga desa tsb. gagal panen di tahun berikutnya.

Lengkapnya tentang pesta ponan ada di sini: http://www.antaranews.com/berita/245400/belajar-kearifan-dari-pesta-ponan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Words of Wisdom

Gravitasi tidak bertanggung-jawab atas orang yang jatuh cinta

Barangsiapa yang tidak pernah melakukan kesalahan, maka dia tidak pernah mencoba sesuatu yang baru

Jika A sama dengan kesuksesan, maka rumusnya adalah A=X+Y+Z. X adalah kerja, Y adalah bermain, Z adalah menjaga mulut agar tetap bungkam


By Albert Einstein
source: Words of Wisdom - Einstein