Kamis, 28 April 2011

Dampak dari Pergaulan Bebas pada Remaja

Ketika kita berpegang pada hakikat pergaulan yang sesungguhnya, dengan mengikuti rambu-rambu norma hukum, agama, budaya dan masyarakat, yang dianut oleh setiap kelompok masyarakat,  pergaulan bebas akan menampilkan dampak positifnya. Dengan bergaul secara bebas tapi taat norma, setiap individu dapat belajar untuk mandiri, mengetahui kelebihan dan kekurangan, mendewasakan secara psikis, mental dan masih banyak lagi manfaat positif lainnya. 
Namun lebih banyak hal-hal negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas. Ini semua telah terlukis oleh mereka di belahan bumi Barat, yang dulu mengagung-agungkan kebebasan dalam segala hal termasuk kebebasan seks, kini hanya mampu menjerit. Angka perceraian sangat tinggi dan pranata pernikahan diragukan. Akibatnya keluarga sebagai sendi masyarakat runtuh.
Apa yang terjadi di Barat saat ini pun jelas bukan sesuatu yang patut ditiru, sebagaimana tulisan George Balusyi dalam bukunya ; “Ledakan Seksual”, yaitu ; “masa depan Amerika diancam bahaya, sebab para pemudanya cenderung dan tenggelam di dalam syahwat sehingga tidak mampu memikul tanggung jawab yang harus dipikul di atas pundaknya. Setiap tujuh pemuda yang maju untuk jadi tentara, terdapat enam pemuda yang tidak pantas dijadikan tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan itu, telah merusak keseimbangan hygienis dan psikis mereka”.
Namun tak dapat dipungkiri lagi, pergaulan bebas budaya barat telah menyebar di Indonesia dan membawa dampak negatif. Banyak kasus remaja putri yang hamil karena ‘kecelakaan’ padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya. Wabah AIDS juga menebarkan kengerian dan ketakutan karena semakin liarnya perilaku masyarakat dalam seks bebas.
Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/ Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/ AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, merupakan salah satu dampak dari pergaulan bebas. Sesuai dengan hasil penelitian di 12 kota di Indonesia yang menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual. Data statistik nasional mengenai pen
derita HIV/AIDS di Indonesia pun menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja. Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba yang semakin memprihatinkan.
Banyaknya penderita HIV/AIDS ini memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul
diantara remaja. Oleh sebab itu pengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.
Di masa sekarang, di Barat, hususnya di Eropa, seks bebas sangatlah dominan bahkan homo dan lesbian sudah menjadi bagian kultur mereka. Ini tidak asing lagi di mata mereka, tapi ini sangat meresahkan masyarakat di sana sebab kasus aborsi di sana makin hari makin meningkat. 
Begitu pula di Indonesia, dimana beberapa kelompok masyarakat menginginkan agar aborsi dilegalkan, dengan dalih menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia. Ini terjadi karena tiap tahunnya peningkatan kasus aborsi di Indonesia kian meningkat, terbukti dengan banyaknya kasus aborsi yang terungkap pada pemberitaan di media massa atau TV. Namun jika hal ini di legalkan sebagaimana yang terjadi di negara-negara Barat, tatanan agama, budaya dan adat bangsa akan rusak. Pergaulan bebaspun akan terdorong lebih jauh dalam masyarakat.
Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Padahal, mereka yang melakukan aborsi akan mengalami ; penderitaan kehilangan harga diri (82%), berteriak-teriak histeris (51%), mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%), ingin bunuh diri (28%), dan terjerat obat-obatan terlarang (41%).
Juga seperti dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; dimana apabila aborsi, wanita akan mengalami risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang berupa kematian mendadak karena pendarahan hebat, kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan, rahim yang sobek, mandul, kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dll.
Sedangkan secara agama, aborsi atau membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Dan berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Bab XIV tentang kejahatan terhadap kesusilaan pasal 229 ayat (1) dikatakan bahwa perbuatan aborsi yang disengaja atas perbuatan sendiri atau meminta bantuan pada orang lain dianggap sebagai tindakan pidana yang diancam dengan hukuman paling lama 4 tahun penjara.
Dengan demikian, perbuatan aborsi di Indonesia termasuk tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman yang jelas dan tegas.
Jadi, legalisasi aborsi tidak boleh dilaksanakan, karena akan menyebabkan remaja tidak lagi takut untuk melakukan hubungan intim pranikah. Karena jika hamil hanya tinggal datang ke dokter atau bidan beranak untuk menggugurkan, dan dengan kondisi ini dokter atau bidan pun dapat leluasa memberikan patokan harga yang tinggi dalam sekali melakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Words of Wisdom

Gravitasi tidak bertanggung-jawab atas orang yang jatuh cinta

Barangsiapa yang tidak pernah melakukan kesalahan, maka dia tidak pernah mencoba sesuatu yang baru

Jika A sama dengan kesuksesan, maka rumusnya adalah A=X+Y+Z. X adalah kerja, Y adalah bermain, Z adalah menjaga mulut agar tetap bungkam


By Albert Einstein
source: Words of Wisdom - Einstein